Thursday, August 21, 2014

Dicari; Pemuda Idaman

Idaman? “Emangnya Ramuan Madura?” Begitu kira-kira komentar kamu. Sori, bukan iklan. Atau ada yang mau komentar lain? Maksud kita sih, supaya bisa ngajak kamu ngobrol dan akhirnya kamu mikir. Ya, itung-itung berbagi pengalaman dan ilmu, lho. Jadi pemuda idaman itu nggak sulit, kok. Asal kamu mau sadar, mau belajar dan mau mikir tentang keberadaan kamu sendiri sebagai seorang manusia dan sebagai seorang muslim. Ingat ya Brur, kita memang harus menjadi panutan. Diidamkan oleh siapa saja—tentu tanpa maksud ingin dipuji atau dikagumi doang. Tapi maksudnya, bagaimana kita berusaha agar menjadi pelopor dalam kebaikan. Ingat ya, bukan nyari popularitas semata di mata manusia, tapi berusaha menjadi yang terbaik dalam pandangan Islam. Oke, setuju kan?
Kamu juga nggak boleh kalah dengan kakak-kakak kamu—apalagi dengan remaja-remaja yang aqidahnya bertentangan dengan Islam. Soal prestasi maupun keberanian dalam membela yang benar. Ingat ya, membela yang benar, bukan membela yang bayar!
Idealnya, remaja macam kamu ini memang memiliki semangat yang top dalam urusan mencari ilmu, dalam belajar dan ketika membela Islam. Karena, terus terang saat ini kita prihatin banget deh dengan gaya kamu yang pecicilan alias banyak tingkah! Kamu ternyata lebih senang bila dicap remaja gaul. Celakanya, justeru gaul dalam masalah yang salah. Bukannya kamu berjuang membela Islam, eh, malah enak-enakan nyantai dengerin lagu Bruce Lee-nya Jun Fan Gung Foo yang mengusung genre musik SKA, misalnya. Atau lagu sejenis yang lagi ngetren dan digandrungi anak muda.
Brur, kita harus banyak introspeksi alias menilai diri sendiri. Kamu udah nggak bisa lagi dibilang anak-anak. Kamu tuh udah dewasa. Udah bisa mikir, mana yang baik dan mana yang jelek. Iya, kan? Makanya sekarang mau diajak ngobrol yang benar dan baik. Masak kamu cuma bisa bersedih ketika dapat nilai angka delapan ‘ngakak’, misalnya. Atau bergembira saat menerima nilai yang bagus. Bukan cuma itu, kawan. Kamu juga kudu ngerti dan mengasah nuranimu supaya peka terhadap keadaan sesama kaum muslimin. Khususnya teman-teman kamu yang sama-sama masih remaja.
Coba, bandingkan jumlah teman kamu yang triping di diskotik dengan yang geleng-geleng kepala (baca: dzikir) di masjid? Kamu juga nggak bisa berbohong kan, ketika diajukan pertanyaan tentang jumlah remaja cewek yang memakai jilbab dengan yang mengumbar auratnya. Pasti kamu juga setuju sekaligus prihatin bahwa ternyata sejauh mata memandang banyak aurat teman remaja putri yang dipamerkan. Padahal kan bukan pasar malam, ya? Nah, catet itu.
Malah, Non! Kalo kita dengerin obrolan remaja sekarang ini, pasti nggak jauh dari artis dan film-film. Nggak tahu, apakah ia ingin seperti mereka atau sekadar untuk disebut gaul. Yang jelas, survei membuktikan bahwa banyak remaja yang kemudian tersihir oleh gemerlapnya dunia kaum seleb. Gimana nggak, karena yang jadi bahan obrolan nggak jauh dari gosip seputar artis. Soal siapa gacoan Brad Pitt kali ini, setelah sempat singgah di hati Gwyneth Paltrow, misalnya. Atau gosip-gosip lain seputar film terbarunya Arnold Schwarzenegger yang berkisah tentang kiamat, End of Days. Atau mungkin senang menelusuri bagaimana ‘sirah’nya Jordan Knight pasca NKOTB bubar. Wah, pokoknya macem-macem deh. Celakanya, justru teman-teman remaja kita itu secara tak sadar meniru setiap gerak langkah artis pujaannya. Sekarang jadi ada pertanyaan, siapa sebenarnya yang jadi idaman? Kamu ataukah mereka?
Teman, masih banyak yang harus kita benahi. Sosok pemuda idaman itu nampaknya harus segera dimunculkan. Bukan apa-apa, kita juga udah jenuh dengan tingkah teman-teman remaja seusia kamu yang ogah belajar Islam. Boro-boro jadi idaman, malah bertumpuk jadi beban masyarakat. Sedih ya, Brur?
Tentu saja, kita nggak ingin menjadi generasi santai dan penuh hura-hura. Sejak dulu kita sudah diwarisi sebagai generasi pejuang. Bukan generasi yang akan menjadi beban masyarakat. Sejak dulu Islam mengajarkan tentang disiplin, kerja keras dan keberanian dalam menyampaikan kebenaran.

Islam Sumber Keberanian 
Hidup kalo nggak punya target dan tujuan rasanya kering. Benar-benar kering. Nggak percaya? Sekarang, coba kamu renungkan, buat apa hidup kalo kamu nggak tahu akan ke mana dan akan ngapain. Sulit bisa idealis bila kamu nggak punya tujuan dan target dalam hidup. Dua hal itulah yang sebenarnya akan mengendalikan kamu dalam kehidupan ini. Sebab, kalo nggak, bisa-bisa kamu ngelantur kemana-mana karena nggak punya pegangan. Dan tentu saja, sebagai seorang muslim tujuan dan target hidup kita adalah mencapai ridho Allah dengan beribadah kepada-Nya.
Sehingga wajar bila kemudian muncul generasi para sahabat yang mampu meng-aktualisasikan Islam dalam kehidupannya. Kamu kenal Abdullah Ibnu Umar? Nah, beliau ini patut kamu contoh dalam hidup kamu. Di usianya yang menginjak 13 tahun, sudah kebelet ingin ikut berjihad bersama Rasulullah saw. Beliau bersama Al Barra’ ngotot ingin berperang bersama pasukan Rasulullah dalam perang Badar, namun oleh Rasulullah saw ditolak karena masih kecil. Tahun berikutnya pada perang Uhud, beliau tetap ditolak, hanya Al Barra’ yang boleh ikut. Barulah keinginannya yang tak tertahankan itu terpenuhi pada saat perang Ahzab, Rasul memasukkannya ke dalam pasukan kaum muslimin yang akan memerangi kaum musyrikin (Shahih Bukhari jilid VII, hal. 226 dan 302). Semangat seperti inilah yang saat ini sulit ditemukan dalam diri pemuda Islam seusia kamu. Kalau pun ada itu hanya sedikit saja yang memilikinya. Jangankan untuk berjihad, dalam menuntut ilmu saja, kadangkala kamu sudah bosan dan tak bersemangat. Yang muncul justeru semangat dalam tawuran dan tindak kriminal lainnya. Nggak semuanya sih, tapi kebanyakan!
Ibnu Abbas r.a. berkata: “Tidak ada seorang Nabi pun yang diutus Allah, melainkan ia (dipilih) dari kalangan pemuda saja (yakni antara 30 - 40 tahun). Begitu pula tidak ada seorang ‘alim pun yang diberi ilmu, melainkan ia (hanya) dari kalangan pemuda saja. Kemudian Ibnu Abbas r.a. membaca firman Allah swt. dalam surat Al Anbiya ayat 60: “Mereka berkata: ‘Kami dengar ada seorang pemuda yang mencela berhala-berhala ini yang bernama Ibrahim. (Tafsir Ibnu Katsir III, halaman 183).
Idealnya, seorang pemuda atau remaja kudu memiliki semangat yang hebat. Mengingat fisik kamu yang masih kuat. Dalam sejarah, usia para pemuda Islam yang pertama mendapatkan pembinaan di Daarul Arqaam rata-rata sekitar 20 tahunan. Yang paling muda adalah Ali bin Abi Thalib, waktu itu usianya masih 8 tahun hampir sama dengan Az-Zubair bin Al ‘Awwam. Kemudian dalam pembinaan Rasul itu masih ada Ja’far bin Abi Thalib yang saat itu usianya 18 tahun, Usman bin ‘Affan, usia 20 tahun, Umar bin Khaththab sekitar 26 tahun dan Abu Bakar As Shidiq yang sudah berusia 37 tahun saat itu. Dan masih banyak lagi para sahabat yang semuanya masih relatif muda usia. Mereka bersemangat dalam mengikuti pembinaan Rasulullah saw. Aqidah Islam yang ditanamkan Rasul mampu mengubah pola pikir mereka tentang kehidupan.
Gimana, bisa dipahami? Sekarang kamu nggak bisa nyari-nyari alasan lagi untuk melegalkan tingkah kamu yang amburadul itu. Jangan merasa sah melakukan hura-hura sebagai seorang remaja. Nggak ada dalam kamus Islam bahwa seorang remaja itu hidupnya harus nyantai dan hura-hura. Malah kamu juga kudu malu—ini sekadar contoh—Bill Gates, yang ketika itu berusia 14 tahun mampu memimpin kelompok komputer sekolahnya. Memang sih, Gates anak orang kaya di wilayah Pantai Barat Amerika. Tapi yang perlu dicontoh adalah semangatnya. Gates yang drop out dari Harvard University pada usia 19 tahun dan kemudian mulai mendirikan perusahaan software bernama Microsoft bersama Steave Allen temannya. Sekarang? Ia jadi juragan terkaya di dunia. Malah, lucunya program yang ia buat dulu pernah dijualnya kepada raksasa perusahaan komputer; IBM. Sekali lagi, ini sekadar contoh. Karena seharusnya kita lebih semangat lagi, soalnya apa pun yang kita lakukan di dunia adalah ibadah. Apa yang dilakukan Bill Gates hanyalah fatamorgana di hadapan Allah. Tentu saja, karena ia golongan orang-orang kafir.
Makanya wajar kalo para sahabat dulu begitu semangat membela Islam. Karena Islam telah menjasad dalam dirinya dengan kuat. Islam memang sumber keberanian. Sebagai contoh lagi, di Uzbekistan, wilayah bekas jajahan Uni Sovyet. Telah terjadi sebuah peristiwa berharga yang berhasil ditorehkan para pemuda muslim di sana. Mengutip berita di majalah Al Waie—majalah berbahasa Arab—di sana telah terjadi tindakan biadab yang dilakukan oleh Islam Abdulghanievic Karimov, sang diktator thagut Yahudi. Banyak para pengemban dakwah yang kebanyakan para pemuda dikejar, ditangkap, dipenjara, dan tak sedikit yang kemudian dibunuh. Penjaranya nggak tanggung-tanggung, Brur. Penjara itu berada di suatu pulau di tengah laut Aral. Cukup? Belum! Tempat itu disebut Barisah Kilmaz alias “mereka yang pergi ke sana tak akan kembali”. Pulau itu adalah tempat pembuangan sampah nuklir! Ngeper? Oh, Tidak! Para pemuda di sana malah tambah semangat dan yakin dengan jaminan surga dari Allah swt. Karena membela agama-Nya. Semangat membela  Islam lah yang menenggelamkan rasa takut dan keraguan.
Dalam peristiwa lain—masih di Uzbekistan—ini juga perlu dijadikan pemicu kamu untuk berani dan peduli terhadap Islam. Seorang pemuda kecil, kira-kira seusia kamu-kamu lah yang mendapat vonis hukuman penjara gara-gara berdakwah menyebarkan Islam. Ia berdiri di pengadilan dan berkata dengan suara lantang kepada hakim, “Dulu, Aku tersesat ke tempat-tempat orang mabuk, kalian tidak memenjarakan Aku. Sedangkan sekarang, ketika Aku mendapat petunjuk justru kalian memenjarakan Aku.”
Gimana, Brur? Cukup membuat kamu semangat? Syukurlah. Semangat pemuda-pemuda  seperti itulah yang membuat Islam disegani. Yang telah membuat orang-orang di luar Islam kagum dengan mereka.

Remaja Ideal
Ya, Islam memang sumber keberanian. Dan idealnya, pemuda Islam itu memang berperilaku demikian. Seorang pemikir dari Beirut, Musthafa Al Ghalayaini berkata: “Adalah terletak di tangan para pemuda kepentingan umat ini, dan terletak di tangan pemuda juga kehidupan umat ini.”
Kalo ternyata pemudanya banyak yang berperilaku aneh dan memalukan ‘korp’ Islam? Nah, kalo begitu, kayaknya perlu mendengarkan komentar Musthafa Kamil, pemikir dari Mesir, katanya: “Pemuda yang bodoh, beku (tidak punya ruh jihad) untuk memajukan bangsa, matinya itu lebih baik daripada hidupnya.”
Rasanya, komentar-komentar yang dilontarkan para pemikir Islam ini tak mengada-ngada. Benar, kawan. nggak bohong. Kalo semangat umatnya saja untuk memajukan Islam kendor, sulit rasanya bagi Islam untuk bisa eksis. Contohnya? Ya, kayak sekarang ini. Remaja-remaja seusia kamu malah banyak yang mencoreng kesucian Islam dengan kelakuan buruknya. Pergaulan bebas, kecanduan narkoba, hura-hura, dan seabrek tingkah yang jauh dari nilai-nilai Islam.
Baik, sobat. Itu sekadar letupan kecil supaya kamu bisa merenung. Bukan maksud menekan kamu sebagai remaja muslim. Justeru memberikan gambaran yang jelas bahwa remaja atau pemuda yang ideal (baca: idaman) adalah yang mampu menjadi pelopor dalam kemajuan bangsanya. Bukan pengekor, yang hanya menjadi sapi perah peradaban yang rusak.
Menyikapi peran pemuda, Imam Asy Syafii mengatakan bahwa: "Sesungguhnya kehidupan pemuda itu, demi Allah hanya dengan ilmu dan takwa (memiliki ilmu dan bertakwa), karena apabila yang dua hal itu tidak ada, tidak dianggap hadir (dalam kehidupan)." Sabda Rasulullah saw: “Apabila Allah menginginkan kebaikan bagi seseorang maka dia diberi pendalaman dalam ilmu agama. Sesungguhnya memperoleh ilmu hanya dengan belajar.” (HR. Bukhari). Sebagai pemuda, kita harus memiliki ilmu dan ketakwaan, dan yang pasti, mereka harus menjadi kebanggaan umat. Harus menjadi teladan yang diidamkan siapa saja. Tentu saja, teladan dalam kebaikan, bukan dalam kejahatan. Kayaknya, kita mesti mencontoh Usamah bin Zaid yang masih muda belia, usianya 18 tahun saat diangkat menjadi Panglima Perang oleh Rasulullah saw untuk memimpin pasukan kaum muslimin dalam penyerbuan ke wilayah Syam yang berada di bawah kekuasaan Romawi pada waktu itu. Menakjubkan, bukan?

Trik Menjadi Pemuda Idaman
    Ya, bukan hanya main gim, ternyata. Kalo main gim kadang-kadang suka ada cheat alias cara curang untuk bisa memenangkan tiap level. Kita nggak perlu menggunakan istilah cara curang, cukup trik saja. Apa sih, trik agar jadi pemuda (juga pemudi) idaman?
1.    Niatkan bahwa belajar Islam itu untuk ibadah.
2.    Ilmu yang didapat diamalkan dalam kehidupan.
3.    Islam yang dikaji jangan setengah-setengah.
4.    Memiliki semangat untuk membela Islam.
5.    Menyadari bahwa Islam wajib diperjuangkan.
6.    Marah besar melihat adanya kemaksiatan.
7.    Nggak betah hidup nyantai dan hura-hura.
8.    Siap berkorban untuk Islam.
9.    Kuat iman, kuat ilmu dan kuat takwanya.

Itu sekilas trik agar jadi pemuda idaman. Kamu boleh nyari yang lainnya. Pokoknya, kamu melakukan semua itu untuk Islam dan kaum muslimin. Memang, daftar trik yang dibuat tadi nggak ada gunanya, bila kamu sendiri nggak mau mencoba dan segera bangkit dari kondisi kamu saat ini. Percayalah, segalanya berawal dari sebuah kesadaran yang tinggi untuk maju.
Dan tentu saja, untuk menghasilkan para remaja pilihan seperti itu dibutuhkan pembinaan yang benar dan baik kepada para remaja. Lingkungan keluarga wajib memberikan pengaruh yang baik bagi perkembangan kepribadian pemuda kita. Masyarakat dan negara pun perlu memberikan suasana kondusif bagi pembinaan pemuda. Memberikan pengawasan yang baik, bukan malah memberikan pengaruh buruk. Ilmu yang dibarengi dengan ketakwaan akan menjadikan kamu sebagai pemuda muslim memiliki peran yang besar dalam kemajuan bangsa dan peradaban. Dan tak mustahil, akan menjadi pemuda idaman bagi umat.
Era kebebasan yang kebablasan ini harus segera diakhiri. Semrawutnya peta kehidupan masyarakat kapitalis ini harus secepat mungkin diubah dengan model kehidupan Islam. Yakni Islam sebagai sebuah ideologi, yang nantinya bakal melindungi umatnya dengan penerapan aqidah dan syariatnya yang handal. Oke, siapa diantara kamu yang bisa menjadi pemuda idaman untuk memperjuangkan Islam?
Gimana, berani kan? Siapa takut? Yes, we are the champions my friend’s n

0 comments:

Post a Comment